Jumat, 30 September 2011

Open Source Versus Penjajahan Software di Indonesia Oleh : Bagus Kusuma Loka (Bandar Lampung) Open Source, mungkin kata itu terdengar sangat asing bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Terlebih lagi pelajar yang baru mengenal komputer. Bahkan, bagi yang hobi bermain laptop, facebook, internet, kata itu mungkin masih terdengar asing. Kenapa bisa begitu? Berasal dari kata Open dan Source, yang berarti Terbuka dan Sumber. Jika digabungkan, menjadi Sumber Terbuka. Jadi, Open Source sendiri adalah jenis aplikasi yang memperbolehkan penggunanya, men “obok-obok jeroan” dari aplikasi yang digunakan, tanpa harus takut melanggar hak cipta, dan itu didapatkan secara gratis. Dibandingkan dengan aplikasi yang berbayar, dimana pengguna hanya boleh menggunakan (tanpa diperbolehkan mengotak-atik isi) jika sudah membayar harga dari aplikasi itu. Inilah titik perbedaan terbesar dari penggunaan aplikasi Open Source versus aplikasi berbayar. Kalau kita telaah lebih mendalam, paradigma selama ini lah yang membuat banyak dari kita, kawan kita, kerabat kita, yang tidak mengetahui apa itu Open Source dan terjajah untuk menggunakan aplikasi bajakan. Bagaimana tidak tahu dan terjajah, wong aplikasi yang dipake di komputer rumah saja masih menggunakan aplikasi berbayar, bahkan bisa jadi hasil cracking. Celakanya, institusi pendidikan justru dipaksakan untuk mengajarkan penggunaan aplikasi berbayar semenjak dari pendidikan dasar. Pengunaan aplikasi berbayar, bukan hanya mencederai hak cipta orang lain saja, tetapi bisa menjadikan ketergantungan yang nantinya malah menjadi penjajahan dibidang software. Ini bukti bahwa Indonesia masih terjajah. Terjajah menggunakan aplikasi berbayar secara ilegal, tanpa memikirkan cara membuat aplikasi tersebut. Berikut bukti penjajahan yang terjadi di Indonesia tercinta. Negara dengan jumlah penduduk yang banyak, dengan potensi sumber daya manusia yang bisa diberdayakan, malah justru menjadi negara dengan tingkat pembajakan yang sangat tinggi, 87% !! Berarti dari 10 komputer yang ada, Cuma 1 komputer yang menggunakan aplikasi legal. Alih-alih negara agraris ingin menjadi negara IT, malah menjadi negara IT yang “membajak” aplikasi hak cipta orang lain. Padahal Indonesia sudah memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara IT. Dengan jumlah lulusan Teknik Informatika, Manajemen Informatika, dan sebagainya, yang sangat besar jumlahnya, bahkan jurusan komputer digadang-gadang menjadi salah satu jurusan dengan jumlah lulusan yang terbanyak diantara jurusan lainnya. Tetapi, kenapa masih saja begini? Kita masih saja terjajah!! Mungkin bisa kita mulai dengan diri kita sendiri, menggunakan software Open Source, lalu menularkannya kepada kerabat terdekat kita. Walau hal yang kita lakukan terkesan kecil dan tak ada gunanya, tetapi jika kita rajin, dan ikhlas, hasilnya akan berbuah manis. Selain mengurangi tingkat pembajakan di Indonesia, kita juga bisa belajar komputer dengan lebih enak dan mudah. Lho, kok mudah? Ya mudah lah, karena media pembelajaran dari aplikasi berbasis Open Source banyak bertebaran di Internet. Atau jika dirasa kurang, bisa berkonsultasi dengan komunitas Open Source. Bahkan jika anda beruntung, bisa berdiskusi langsung dengan pembuat aplikasinya. Tak ada salahnya jika kita terlambat mengetahuinya. Tetapi keikutsertaan kita yang menjadi sangat berharga bagi Indonesia. Agar nantinya terlepas dari cengkraman monopoli software yang selama ini terjadi. Jika pahlawan kita saja bisa melawan penjajah dengan alat seadanya, kenapa kita yang berada di era teknologi malah tidak bisa?! Merdeka!!
Perihalah sebuah keimanan ketika seorang akan jatuh berusaha lah berfikir sejenak dan ambil tindakan yang tepat agar segala keinginan yang kita harapkan bisa menjadi keberkahan dalam kehidupan , berdoa setiap saat waktu , beri sedikit hati keheningan dikala waktu ibadah /...

Kamis, 29 September 2011

Perbaikan diri di perlukan bagi seorang hamba - hamba yang taat akan perintah Allah swt sebagai zat iradat yang mengetahui segala perkara hati manusia jangan jadikan bumi ini tempat kediaman ?... menjadi keluh kesah berusaha lah untuk mendapatkan keberkahan dalam kehidupan agar surga dapat kita capai ?... disisinya

Selasa, 27 September 2011

teknologi digunakan untuk mempermudah manusia untuk memperoleh suatu nilai yang digunakan untuk kepentingan pengetahuan dan pemanfaatan secara lebih optimal seperti penggunaan alam karena saya kira ?... agar menjaga bumi kita tetap lestari dan bisa dipakai oleh anak cucu kita nanti di masa depan maka sebagai generas muda haruslah berjuang dan tetapla elajar jangan cepat merasa puas dan tetap berusaha ?... dan jangan lupakan jas merah
About Libdivecomputer is a cross-platform and open source library for communication with dive computers from various manufacturers. Supported devices: Suunto Solution Eon, Solution Alpha and Solution Nitrox/Vario Vyper, Cobra, Vytec, Vytec DS, D3, Spyder, Gekko, Mosquito, Stinger and Zoop Vyper2, Cobra2, Cobra3, Vyper Air and HelO2 D9, D6 and D4 Uwatec Aladin Memomouse Smart and Galileo (infrared) Reefnet Sensus Sensus Pro Sensus Ultra Oceanic, Aeris, Sherwood, Hollis, Genesis and Tusa (Pelagic) VT Pro, Versa Pro, Pro Plus 2, Wisdom, Atmos 2, Atmos AI, Atmos Elite, ... Veo 250, Veo 180Nx, XR2, React Pro, DG02, Insight, ... Atom 2.0, VT3, Datamask, Geo, Geo 2.0, Veo 2.0, Veo 3.0, Pro Plus 2.1, Compumask, Elite T3, Epic, Manta, IQ-900 (Zen), IQ-950 (Zen Air), IQ-750 (Element II), ... Mares Nemo, Nemo Excel, Nemo Apneist, ... Puck, Puck Air, Nemo Air, Nemo Wide, ... Icon HD Heinrichs Weikamp OSTC, OSTC Mk.2 and OSTC 2N Cressi, Zeagle and Mares (Seiko) Edy, Nemo Sport N2iTiON3 Atomic Aquatics Cobalt Note: Backends marked with an asterisk (*) are not yet included in the source code. Supported platforms: Windows Linux Mac OS X (no infrared backend)